Kamis, 04 Mei 2017

Pengertian 5R (5S) Dan Langkah Penerapannya Di Bengkel Mobil - Saat anda berkunjung ke suatu bengkel resmi, pasti saja anda akan menyaksikan ruang bengkel yang biasanya terlihat rapi, teratur, bersih, dan terawat, bahkan untuk menanti kendaraan yang sedang diperbaikipun ditawarkan wilayah ruang tunggu khusus untuk pelanggan.

Selain gambaran yang ingin ditampilkan, kerapihan dan keteraturan yang ada dibengkel resmi ternyata memiliki tujuan penting bagi kelancaran kerja keras secara keseluruhan, baik untuk efektifitas, efisiensi, serta untuk mengembangkan laba usaha. Salah satu tata cara yang biasa dipakai dalam pengaturan di bengkel resmi yakni 5R yakni Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin.

Saat anda berkunjung ke suatu bengkel resmi Pengertian 5R (5S) dan langkah penerapannya di bengkel mobil

5R yakni suatu tata cara penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang dipakai oleh administrasi dalam kerja keras memelihara ketertiban, efisiensi, disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.


5R ialah budaya mengenai bagaimana seseorang memperlakukan wilayah kerjanya secara benar. Bila wilayah kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka fasilitas melakukan pekerjaan individual sanggup diciptakan. Dengan demikian, maka efisiensi, produktivitas, kualitas, dan keamanan kerja menjadi lebih mudah dicapai.

Metode 5R sendiri ialah modifikasi acara 5S di Jepang yakni 整理 (seiri), 整頓 (seiton), 清楚 (seiso), 清潔 (seiketsu), dan 躾け (shitsuke), yang dikembangkan di Jepang dan sudah dipakai oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia.

Dalam penerapannya, tata cara 5R ini mesti ditangani secara sedikit demi sedikit sesuai urutan. Jika tahap pertama (seiri) tidak ditangani dengan baik, maka tahapan selanjutnya pun tidak akan sanggup dijalankan secara maksimal, begitu juga seterusnya. Berikut ini yakni tata cara 5R (5S) dan langkah penerapannya pada bengkel mobil.

1. Ringkas (Seiri)


Ringkas ialah aktivitas untuk menyeleksi dan menyingkirkan barang-barang yang tidak dikehendaki sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja cuma barang yang sungguh-sungguh diperlukan dalam acara kerja.

Mengetahui mana barang-barang yang tidak digunakan, mana yang mau disimpan, serta bagaimana cara menyimpan agar sanggup mudah diakses terbukti sungguh memiliki faedah bagi suatu perusahaan.

Sebagai referensi di bengkel mobil, spare part bekas yang memang sudah tidak berfungsi dan sudah tak punya kegunaan semestinya dikesampingkan dari area perbaikan kendaran (pit line) dan ditaruh dalam ruang yang khusus memuat limbah part bekas dimana ruangan tersebut berkala dibersihkan secara berkala.

Selain part bekas, alat bantu kerja menyerupai dongkrak buaya, caddy tools (lemari/kabinet untuk menyimpan kunci-kunci), jack stand, tampungan oli, dll juga semestinya di singkirkan dan ditaruh pada area khusus disekitar pit line yang mudah dijangkau sehingga efisiensi dan efektifitas kerja mekanik sanggup dicapai.

Berikut beberapa langkah penerapan dalam melaksanakan prinsip Ringkas
  • Cek barang-barang yang ada di area masing-masing
  • Pisahkan barang-barang yang dipakai dan yang tidak digunakan
  • Inventarisir dan catat barang-barang yang masih dipakai dan letakkan pada area yang mudah dijangkau.
  • Siapkan wilayah untuk menyimpan/membuang/memusnahkan barang-barang yang tidak digunakan.
  • Pindahkan barang-barang yang tidak dipakai ke wilayah yang sudah ditentukan.


2. Rapi (Seiton)


Rapi ialah aktivitas untuk menyimpan barang sesuai dengan wilayah yang sudah diputuskan sebelumnya. Kerapian akan menyeleksi kecepatan untuk menaruh barang dan menerimanya kembali dengan mudah dikala diperlukan.

Untuk bengkel mobil, posisi peletakan alat bantu kerja mesti diputuskan dengan cermat dan sempurna menyerupai misalnya untuk dongkrak dan jackstand yang semestinya ditaruh disekitar pit line untuk mempercepat pekerjaan, sedangkan untuk Service special tool di inventarisir dan ditaruh dalam ruang khusus alat yang kerap disebut Tools room.

Berikut beberapa langkah dalam menerapkan prinsip Rapi:
  • Rancang tata cara dan lokasi penempatan barang yang dikehendaki sehingga mudah ditemukan dikala dibutuhkan, misalnya Service special tool di ruang alat, dongkrak di sekeliling pit line (tempat diberi marka dan label khusus).
  • Tempatkan barang-barang ke wilayah yang sudah dirancang dan disediakan.
  • Berikan label/indentifikasi pada alat dan wilayah untuk membuat lebih mudah penggunaan ataupun dikala pengembalian ketempat semula.
  • Jika diperlukan, kerjakan pencatatan alat dikala peminjaman dan pengembalian.


3. Resik (Seiso)


Resik ialah aktivitas membersihkan perlengkapan dan area kerja sehingga segala perlengkapan kerja tetap tersadar dalam keadaan yang bagus dan siap digunakan. Umumnya, untuk kebersihan alat kerja dan area kerja menjadi tanggung jawab setiap orang yang bertugas di area tersebut. Setiap alat dan area kerja yang kotor mesti pribadi dibersihkan dikala itu juga oleh personil yang menggunakannya.

Namun begitu, untuk bengkel kendaraan beroda empat semestinya menyediakan waktu khusus untuk melaksanakan pencucian area kerja dan merapihkan alat-alat kerja yang ada, misalnya satu jam sebelum jam pulang kerja. Dengan begitu, ketika keesokan hari akan mengawali pekerjaan, alat dan area kerja sudah dlam keadaan rapi dan bersih.

Berikut beberapa langkah dalam menerapkan prinsip Resik:
  • Penyediaan alat kebersihan menyerupai sapu, alat penarik air, sabun pembersih, wilayah sampah, serbuk gergaji (untuk membersihkan tumpahan oli), dan lain-lain
  • Penetapan acara dan petugas kebersihan masing-masing area kerja
  • Pembersihan alat dan wilayah kerja yang ditangani secara berkala dan teratur
  • Penggantian alat-alat kerja yang sudah tidak patut pakai dan membahayakan pekerja.

Baca juga :


4. Rawat (Seiketsu)


Rawat yakni aktivitas untuk menjaga hasil yang sudah diraih pada 3R sebelumnya dan membuatnya suatu hukum baku selaku suatu standard (Standardisasi). Seperti misalnya adanya acara kiprah pencucian secara berkala untuk area kerja serta pengembalian alat-alat kerja yang mesti dalam keadaan bersih.

Berikut beberapa langkah dalam menerapkan prinsip Rawat:
  • Penetapan tolok ukur kebersihan alat dan area kerja
  • Penetapan dan penataan area kerja serta lokasi penyimpanan.
  • Adanya brifing berkala selaku alat komunikasi antar pimpinan bengkel dengan karyawan dan mekanik.


5. Rajin (Shitsuke)


Rajin ialah kerja keras pemeliharaan kedisiplinan di setiap pekerja dalam melakukan seluruh tahapan 5R sehingga tercipta budaya dan kebiasaan diri pada para pekerja untuk senantiasa menerapkan prinsip 5R ini.

Berikut beberapa langkah dalam menerapkan prinsip Rajin:
  • Adanya sasaran bareng yang mau diraih
  • Atasan senantiasa menyediakan teladan untuk menerapkan prinsip 5R
  • Memberikan peluang menuntut ilmu bagi setiap pekerja untuk menerapkan 5R
  • Membuka komunikasi yang bagus agar penerapan 5R sanggup senantiasa dilakukan
Sumber https://bacabrosur.blogspot.com/


EmoticonEmoticon